Setelah 09 Juni 2004, tinggal kami berlima. Saudari kami, nomor empat berpulang dalam matinya yang paling diam. Tak ada pesan, tak ada cerita. Ia mati dalam hening dan gigilnya subuh di lembah Hokeng. Kami berduka. Ia perempuan satu-satunya yang mengisi aroma pejantan di rumah, sebab itu dia ikut bangga karena punya saudara berlima yang laki-laki.
Tahun-tahun yang lewat setelah kematiannya yang gigil itu, saya seperti membayangkan lagi saat-saat dimana kami kembali ke rumah dan saudari satu-satunya kami yang keras kepala itu dengan bangga menyambut kami saudara-saudaranya. Terakhir kali ia mengantarkan saya untuk melanjutkan sekolah pada Jumat, 25 Juli 2003. Jelang liburan dan hendak kembali ke rumah, pagi-pagi saya mendapat telepon. Telepon itu adalah kabar berpulangnya saudari kami. Saya seperti membayangkan kembali semua tentang masa kecil kami, tentang keterampilannya membuat kue-kue, menghias rumah, menanam bunga, tentang amarahnya saat kami saudara-saudaranya tak menjaga kebersihan rumah. Atau jika kami menyapu tapi masih ada sampah yang tertinggal. Tentang keahliannya merenda kain-kain bekas untuk dijadikan taplak meja. Dan satu lagi adalah yang membuat kami semua saudaranya pasti ingat adalah kalau saudari kami ini merajuk atas satu dua permintaan yang tak terpenuhi. Ia pasti akan menangis dan tangisannya minta ampun lamanya.
Hari ini, saya terpekur di depan rak buku di kamar, ketika saya mendapati beberapa suratnya yang ia tulis untuk saya. Saya seperti mendapati seorang perempuan hidup yang kini ada di depan saya. Jarak seperti teramat dekat. Ya perempuan itu adalah surat cinta sang kakak yang ditulis penuh rindu untuk bertemu ketika liburan tiba. Saya percaya dia pasti bahagia dari dunianya yang baru sekarang ketika mendapati saya membacakan lagi surat-suratnya.
Setelah 12 tahun kematiannya, saya juga seperti terseret membayangkan jasatnya yang pasti telah jadi tanah utuh. Saya menangis. Mengenangnya adalah juga mengingat keempat saudara saya yang kini berada juga jauh dari saya. Ya kami berlima, laki-laki yang ketika menikah berbaris sendiri menuju rumah istri-istri kami tanpa saudari satu-satunya kami. Lamat-lamat dari rumah tetangga ada lagu yang diputar “binek ditake” buat air mata seperti tak terbendung.
Ya setelah 12 tahun kepergiannya, di rumah kini mama dan saudara yang nomor tiga merayakan ulang tahun kelahiran. Usia mama 65 tahun. Pagi tadi usai ekaristi saya menelpon mama mengucapkan selamat ulang tahun. Mama senang dan bilang mama sehat. Ia senantiasa merindukan kami semua anak-anaknya. Kami berlima putra-putranya dan seorang putri yang telah lebih dahulu pulang menghadap Tuhan sang empunya hidup....
Mama dari surga, saya yakin putri kesayangan mama mendoakan mama juga kami berlima, putra-putra kebanggan mama sama kangennya pada mama.
Salam ke Hokeng, semoga panjang umur mama....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Puisi-Puisi Gody Usnaat-Catatan Redaksi Hengky Ola Sura
POHON SINYAL :buat Anna 1/ sudah dua jam aku duduk di bawa pohon sinyal menanti sinyal datang hinggap dan berki...
-
Oleh Hengky Ola Sura Kru Buletin Sastra Seniman Kata Uniflor Ende Memasyarakatkan sastra salah satunya adalah melalui pentas teater. Teater ...
-
Setelah 09 Juni 2004, tinggal kami berlima. Saudari kami, nomor empat berpulang dalam matinya yang paling diam. Tak ada pesan, tak ada cerit...
Kisah yang sangat inspiratif,,,selamat ulang tahun untuk wae e om...salam dan doa.
ReplyDeleteoke no, salam ke Bali e.
Deletedan saya pun teringat akan masa itu. Bersama dengan putera terakhir di keluarga ini, kami pergi untuk menghantar saudari ini k tempatnya yg terakhir.... ia telah menunjukkan kasihnya di dunia dan kini ia mengalami kasih yang sejati di surga... thanks ka hengky atas sharingnya..slm tuk ibu.. pjg umur dan sehat selalu..slm dari manado
ReplyDeleteMakasih No Edi, salam dan doa juga untuk no e.
DeleteMama dan Saudari Tunggal,
ReplyDeleteDi matamu ada cuaca dan aku berkaca pada kenangan.
Kau yang panas di kening, kau yang dingin di kenang.
Selamat Ulang Tahun Mama dan
Salam Bahagia di Surga, Saudari Tunggal.
Dalam Doa Ada Kita.
No Andico maksh e, sukses selalu dalam studimu
ReplyDelete