Wednesday, 26 September 2018

Yang Ekspresif dari Puisi Berjudul Rindu



 


Rindu Yang Hilang
Dibawa embun yang tetas dini kau lari susuri sepi
memanggil sunyi yang riuh di antara lupa dan yang tak alpa kau semaikan
benih pada semak belukar rindukan mentari dahaga
kedamaian terlilit serapah yang binal
Di mana semuanya itu semaunya kau sembunyikan (?)


Nayla
ingin kutemui dirimu
di balik puing kata-kataku
yang tak sempat disampaikan
angin padamu yang kini kutahu
kita adalah kata dan
kata kita ada aku, mu


Mata AirMu
Sebelum senja tiba
Tiba-tiba berlinang air pada mataMu tumpah
Di sekujur tubuh yang lelah
Lekas kembali bergairah
Sempat tak tanya
Air pada mataMu
Basahku kuyup, kini
Jiwa yang krontang ilalang-ilalang berdansa ria
Keriap rumput adalah aku yang mekar pada
Pelataran surgaMu

Maumere, 2017
*Fian N berasal dari Boawae, Nagekeo
Mahasiswa STFK Ledalero
Tinggal di Maumere


Yang Ekspresif dari Puisi Berjudul Rindu
Oleh Hengky Ola Sura


Puisi dapat pula dinikmati dengan santai dan bahagia.
Sekalipun isi dalam atau maknanya bicara tentang rasa yang sumpek. Pada puisi Rindu Yang Hilang, Fian N menghadirkan satu suguhan yang enak ketika dibaca (baik dengan hening ataupun dengan suara).
Pada puisi ini Fian N, sudah dengan taktis menampilkan satu pembacaan yang renyah ketika puisi tersebut dibacakan.
Penghayatan mendalam atas puisi inilah pada akhirnya membawa satu pesan yang tertinggal bahwa puisi ini sungguh sangat ekspresif. Ekspresifnya adalah bahwa dalam deret diksi yang renyah itu, puisi ini hadir dengan satu kedukaan bernama kehilangan.
Secara pribadi saya menikmati bagaimana Fian menyinambungkan suasana macam embun yang tetas pada hari yang masih sangat pagi dan kesepian yang melingkupi pagi tersebut. Akhir dari semuanya adalah sesuatu yang secara jelas dengan deret kata macam kedamaian terlilit serapah yang binal.
Deret kata macam itu saja sudah sangat jelas menyatakan bahwa getar dari rindu yang seharusnya bisa jadi satu kesukaan malah jadi duka. Ya karena sesuatu yang bisa saja diluahkan toh pada akhirnya disembunyikan.
Pada puisi Nayla, tampak ada kesatuan dari rasa  rindu yang hilang itu dibahasakan. Dengan menyandingkan kata mu pada kata kita dan aku sesungguhnya terbentang jarak. Ada yang bisa saja disembunyikan.
Maka rindu yang seharusnya meruap jadi rindu yang hilang. Puisi Rindu Yang Hilang dan Naila saya kira  intensinya adalah pada sosok sepasang kekasih yang cintanya terburai pada puing-puing kata.
Pada puisi Mata Airmu, Fian N termaktub pesan spiritual yang  hendak disampaikan. Puisi ini hemat saya jadi serupa oase yang jadi tempat berteduh. Pada puisi ini kita seperti diajak untuk memurnikan niat juga janji tentang segala kebajikan hidup yang harus diamalkan.***

No comments:

Post a Comment

Puisi-Puisi Gody Usnaat-Catatan Redaksi Hengky Ola Sura

POHON SINYAL :buat Anna 1/  sudah dua jam aku duduk di bawa pohon sinyal menanti sinyal datang  hinggap dan berki...